25 Februari 2009

Isu Tentang Obat Puyer Yang Beredar

Dunia kesehatan kembali di landa isu tidak sedap. Setelah sebelumnya di landa isu malpraktik oleh dokter yang tidak bertanggung jawab, kini beredar polemik puyer yang membuat masyarakat resah untuk mengkonsumsi obat jenis ini.

Saya sendiri baru tahu ketika melihat tayangan berita di salah satu stasiun tv swasta. Saat itu saya kaget melihat cara pembuatan obat puyer yang tidak higienis. Oleh karena itu, saya menuliskan artikel ini untuk memberikan informasi menarik kepada anda tentang polemik puyer yang beredar. Namun, saya berharap anda jangan terlalu panik tentang polemik oba puyer. Karena belum sepenuhnya obat puyer dinyatakan berbahaya

Apa yang menyebabkan obat jenis ini mendapat predikat buruk di kalangan masyarakat?

Mari kita simak beberapa hal yang dilontarkan Dr.Widodo Judarwanto S.P.A.

Dr. Widodo Judarwanto adalah dokter dari klinik alergi rumah sakit Bunda Jakarta. Pada jum'at 13 Februari 2009, beliau telah mengirim e-mail ke okezone.com yang berisi tentang alasan kenapa obat puyer ini di nilai berbahaya. Alasan-alasan tersebut telah saya rinci sebagai berikut :


  1. Obat puyer dinilai tidak stabil. karena pembuatan puyer dilakukan dengan cara mencampur lebih dari 1 obat. Sehingga di khawatirkan terjadi ketidakstabilan karena obat-obat tersebut saling berinteraksi.
  2. Sulitnya mengetahui obat yang menimbulkan efek samping. Karena puyer di buat dengan mencampur lebih dari 1 obat, maka bila terjadi efek samping pada pasien. Tentu akan sulit mendeteksi obat mana yang menimbulkan efek samping tersebut karena sudah tercampur dengan obat lain.
  3. Takarannya kurang tepat. Pembuatan obat puyer itu kan dengan cara di blender atau digerus (di gerus bahasa mudahnya di ulek kaya cabe^^). Biasanya akan ada sisa obat yang menempel pada Blender atau alat penggerusnya. Dan karena ada sisa obat yang tertinggal pada alat tersebut, pasti akan mengurangi komposisi obat puyer itu sendiri. Sehingga takaran nya pun menjadi tidak tepat.
  4. Obat puyer di buat dengan cara tidak steril. Hal itu dibuktikan dengan cara apoteker meracik obat tersebut tanpa menggunakan sarung tangan.
  5. Obat puyer akan hancur oleh asam lambung. Karena bentuk obat puyer berupa bubuk yang halus, maka dikhawatirkan obat puyer akan hancur oleh asam lambung sebelum mencapai kebagian tubuh yang di obatinya. Contohnya, seorang pasien diberi obat sakit kepala oleh dokter dalam bentuk obat puyer. Sebelum obat puyer itu sampai kebagian kepala yang sakit, pasti harus melalui lambung si pasien terlbih dahulu barulah sampai kekepala pasien yang sakit. Namun karena obat puyer yang begitu halusnya dikhawatirkan akan hancur oleh asam lambung sebelum sampai ke kepala.
  6. Dikhawatirkan terjadi Human Error. Karena pembuatan obat puyer memerlukan lebih dari 1 merek obat, dikhawatirkan dokter akan lupa setiap merek obat tersebut. Sehingga akan berpengaruh pada pembuatan resep.
  7. Kemungkinan terjadi Polifarmasi pada pemberian obat puyer. Polifarmasi adalah pemberian obat yang berlebihan kepada pasien. Contohnya,seorang dokter memberikan 2 obat sakit kepala kepada pasiennya. Padahal, 1 obat sakit kepala saja sudah cukup untuk menyembuhkan si pasien.

Itulah alasan-alasan yang menyebabkan masyarakat enggan dan takut mengkonsumsi obat puyer. Namun, mentri kesehatan Siti Fadilah mengatakan dengan tegas bahwa tidak semua obat puyer itu berbahaya. Beliau juga menyarankan agar masyarakat tidak perlu takut mengkonsumsi obat puyer. Karena, Dokter sudah menyesuaikan peracikan obat puyer sesuai dengan berat badan si pasien. Jadi, kecil kemungkinan akan terjadi polifarmasi dalam obat puyer.

Lalu, bagaimana dengan anda? Apakah anda akan tetap mengkonsumsi obat puyer atau beralih ke obat jenis lain? Bingung?! Baca artikel saya selanjutnya pada "Isu Tentang Obat Puyer Yang Beredar (bag 2)" pada minggu depan.

0 komentar:

Posting Komentar

Masukan dari bloggers sangat berharga bagi kami untuk membuat karya tulisan yang lebih baik!!!